15 Okt 2014

Identifikasi Basalt

Nama Batuan              : Basalt
Jenis Batuan                : Beku (Igneous Rocks)
Komposisi                   : SiO2, feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite

Gambar 1.0. Batuan Basalt
Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam. Plagioclase feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang umumnya ditemukan di batuan basalt.
Mineralogical properties
Analisis X-ray menunjukkan bahwa kandungan utama berupa Augite dan Feldspar. Heamatite, calcite and zeolite hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Analsis petrokimia menunjukkan kandungan mineral berupa:
  • Olivine: sebagai mineral utama
  • Feldspar: terbentuk sebagai plagioclase
  • pyroxene: terbentuk sebagai clinopyroxene
  • Calcite and zeolite: sebagai mineral sekunder
Karakteristik Kimia
Analisis kimia menunjukkan kandungan kimia berupa:
Fe2O3
13.2 – 14.3 %
MnO
0.19 – 0.22 %
TiO2
2.8 – 3.3 %
CaO
9.9 – 11.8 %
K2O
0.53 – 1.3 %
SiO2
40 – 43 %
Na2O
0.62 – 2.5 %
Al2O3
11.8 – 12.7 %
P2O5
0.57 – 0.65 %
MgO
9.15 – 9.8 %
Genesa :
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam
Batuan basalt termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari letusan gunung api. Namun gunung api disini merupakan gunung api dasar laut. Prosesnya berawal dari gerakan saling menjauh (pemekaran) dasar samudra, muncul gunung api kemudian memuntahkan lava yang selanjutnya membeku ketika terkena air laut. Prinsipnya seperti membuat cendol ketika masih panas seketika masuk kedalam air, kemudian membeku ditambah dengan adanya tekanan hidrostatis menyebabkan batuan berbentuk bulat. Bentuknya bulat lonjong sehingga sering disebut pillow lava. Batuan basalt biasanya berwarna hitam dan bersifat asam.
Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
BASALT adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik . Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu permukaan.. Menurut definisi resmi , basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.

TYPE BASALT : Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
KOMPOSISI KIMIAWI Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO
CIRI BASALT : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin, titanium-augit, plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik mengandung plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas antar kristal (interstitial glass) dan struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan silika, sedang basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang ditunjukkan dengan kehadiran nepheline.
PEMBENTUKAN BASALT : Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang mengalami rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang sangat besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap di India.
KEGUNAAN BASALT : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
DAFTAR PUSTAKA:
  • Hyndman, Donald W. (1985). Petrology of igneous and metamorphic rocks
  • Rocks Minerals Properties of Basalt Stones.2011.

Batuan beku: Gabro

GENESA GABRO DAN DESKRIPSINYA

Pengenalan

Gabbro adalah media atau kasar-grained batu yang terutama terdiri dari plagioclase feldspar dan pyroxene. Essentially, gabbro is the intrusive (plutonic) equivalent of basalt, but whereas basalt is often remarkably homogeneous in mineralogy and composition, gabbros are exceedingly variable. Pada dasarnya, gabbro adalah intrusif (plutonik) setara dengan basalt, tetapi sementara basalt sering sangat homogen di mineralogi dan komposisi Batuan Plutonik merupakan salah satu dari batuan beku yang tempat pembekuannya di bawah permukaan bumi. Pada dasarnya, batuan beku merupakan salah satu jenis batuan yang terjadi atau terbentuk dari hasil pembekuan larutan silikat cair, pijar, bersifat mudah bergerak mobil, menggandung gas folatil yang sering kita kenal dengan istilah magma. Berdasarkan susunan mineraloginya dan proses pembentukannya batuan beku dapat dibagi menjadi dua yaitu Batuan Beku Extrusi dan batuan Intrusi, dimana batuan extrusi adalah Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi tersebut baik di darat maupun di bawah permukaan air laut. Sedangkan batuan beku intrunsi : Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi.

Berdasarkan Komposisi Kimiawinya

a.    Batuan Beku asam Bila batuan beku tersebut mengandung > 66 % SiO2.
b.    Batuan Beku Intermediet ( Menengah )
Bila batuan tersebut mengandung 52 % - 66 % SiO2. Contoh : Diorit dan Andesit.
c.    Batuan Beku Basa
Bila batuan tersebut mengandung 45 % - 52 % SiO2. Contoh : Batuan ini adalah Gabro dan Basalt.
d.    Batuan Beku Ultra Basa
Bila batuan beku tersebut mengandung < 45 % SiO2. Plaglioklas Ca, piroksen dan hornblende.

 Batu Gabro merupakan salah satu dari beberapa macam contoh jenis batuan beku, dimana batu gabro ini termasuk dalam batu beku basa ( 45 %- 52 % SiO2 yang terbentuk secara plutonik. Sehingga batu gabro terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan mempunyai ukuran kristal lebih dari 1 mm, dengan mineral penyusunnya terang, dan memiliki derajat kristalisasi cenderung holokristalin, sehingga tersusun oleh masa kristal seluruhnya. Ada beberapa keluarga batu gabro menurut penyusun mineral utama, yakni keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar. keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak ada sama sekali Kelompok Gabro – Basalt tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,


Deskripsi Megaskopis
·         Jenis Batuan      : Batuan Beku Basa Plutonik

·         Sifat kimia           : basa

·         Warna                  : abu-abu gelap

·         Struktur                : Masif

·         Tekstur                 : Derajat Kristalisasi    : holokristalin
                          Derajat Granularitas  : faneroporfiritik kasar, > 5mm
                                      Kemas  :
- B. Kristal                : Anhedral
- Relasi                     : Equigranular

·         Komposisi           : Kuarsa                         : <10 span="">
                                      Plagioklas                   : 45%
                                      Piroksen                      : 35%
                                      K-Feldspar                  : 10 %

·         Deskripsi komposisi
Kuarsa          (<10 3="" 7="" :="" ada="" arah="" belahan="" bening="" bentuk="" berwarna="" cenderung="" dan="" dengan="" hingga="" juga="" kaca="" kadang="" kekerassan="" kilap="" kristal="" lemak.="" nbsp="" o:p="" perawakan="" putih="" tabular="" tanpa="" teratur="" tidak="" warna="">
Plagioklas      (45%)    :warna putih susu hingga abu – abu ,kekerasan 6, belahan 3 arah, gores putih, bentuk dan perawakan Prismatik /  tabular kadang panjang, massif ataupun membutir, kilap kaca, kilap kaca hingga kilap lemak.
Piroksen        (35%)     :hitam kehijauan, kekerasan 5,5-6, belahan 2 arah saling tegak lurus, pecahan uneven, cerat putih, bentuk dan perawakan prismatic / tabular pendek,kadang membutir dan massif , kilap kaca permukaan halus.
K-Feldspar     (10%)    :warna bening, kadang merah jambu, hijau, putih dll, kekerasan 6, belahan 2 arah, belahan dan perawakan prismatic / tabular,panjang massif kadang membutir, kilap kaca hingga lemak.

·         Nama Batuan        : Batu Gabro

·         Genesa                : Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan magma. Warnanya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari magma yang bersifat basa.Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal sehingga termasuk pada batuan beku hypabisal, biasanya dalam bentuk tubuh batuan beku dyke atau sill. Batuan ini pejal atau massif karena tidak mengalami gaya endogen yang mengakibatkan adanya retakan.

·         Kegunaan             : Penggunaan batu  gobos sementara ini adalah untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding ) rumah-rumah kelas menengah ke atas.

Ganesa Batu Gabro Berdasar Hasil Pendiskripsian
Batuan ini berwarna abu-abu gelap, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Kaitan antara kandungan silika dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa.
            Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.
            Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat mempertahankan  suhu yang tinggi.
            Ukuran butir kasar berukuran >5 mm dan seragam / equigranular. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa semakin kasar ukuran butir kristal berarti semakin tinggi kondisi temperatur saat pembentukannya. semakin tinggi temperatur semakin jauh posisinya dari permukaan. ukuran butir yang equigranular dapat berarti bahwa mineral terbentuk pada lokasi yang sama di bawah permukaan.
            Fabric atau hubungan antar kristal batuan ini adalah anhedral. Yaitubentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang tidak sempurna. Hal ini terjadi karena dalam pembentukannya, telah terbentuk beberapa mineral lain yang menempati ruang dimana mineral ini terbentuk, sehingga terjadi  penyempitan ruang. Menyebabkan sisi mineral ini dibatasi sisi mineral lainnya. Hal ini dapat terjadi jika mineral berada pada golongan intermediate sampai felsic pada Bowen’s Reaction Series.

Kesimpulan
Batuan dengan tekstur holokristalin, equigranular, faneroporfiritik dengan struktur massif dan kandungan mineral kuarsa <10 10="" 35="" 45="" adalah="" dan="" k-feldspar="" kandungan="" piroksen="" plagioklas="" plutonik="" sio="" sub="" tempat="" terbentuknya="">2 rendah ( 52% – 45% ) pada adalah Batu Gabbro.

Sumber :
  1. http://www.grdc.esdm.go.id/index.php/fokus/studi-cekungan/78-stratigrafi-lajur-volkano-plutonik-daerah-gorontalo-sulawesi.html
  2. http://earlfhamfa.wordpress.com/2009/04/26/batuan-beku/

BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API YANG BERSIFAT BASA

Batuan beku dan batuan gunung api adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma yg mengalami pembekuan. Sifat dari batuan batuan beku dan batuan gunung api itu sendiri dipengaruhi oleh sifat magma yang membentuknya. Berdasarkan kandungan Silika-nya, batuan beku dibagi menjadi :

1. Batuan Beku Asam
2. Batuan Beku Intermediate
3. Batuan Beku Basa
4. Batuan Beku Ultrabasa

Batuan beku basa berwarna gelap, warna gelap itu menunjukkan bahwa magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat basa. Kandungan silikanya rendah, 45 – 52  %, yang dicirikan oleh kehadiran  mineral cerah yaitu plagioklas basa (Ca- plagioklas), dan mineral berwarna gelap  yang dominan piroksen.

DESKRIPSI MEGASKOPIS BATUAN BEKU BASA

BASALT


1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif, terbentuk diluar kulit bumi.
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Afanitik , Fine Grained
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.                                                
6. Genesa        : Terbentuk di luar kulit bumi, dibentuk oleh magma basa yang encer dengan viskositas rendah sehingga mengair dan akhirnya baru mendingin. Sering dijumpai dilapangan denga sruktur bantal apabila aliran lava bersentuhan langsung dengan air.




              
BASALT PORFIRI




1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif ataupun intrusi dangkal,
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Porfiritik , Ada Fenokris dan masa dasar
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa : Terbentuk sebagai batuan beku extrusif, bisa juga terbentuk sebagai intrusi dangkal, awalnya magma membeku  lambat, tapi karena ada gangguan yg membuat kecepatan membeku magma bertambah sehingga kristalnya ada yang  besar (fenokris) dan ada yang kecil (masa dasar).


VESIKULAR BASALT




1. Jenis batuan  : Batuan beku extrusif
2. Warna : Hitam agak gelap, kadang kecoklatan.
3. Tekstur         : Afanitik, fine grained
4. Stuktur         : Vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa         : Terbentuk di luar bumi dari magma yang mengalami  pembekuan langsung, bedanya dengan basalt biasa, Vesicular basalt meiliki rongga-rongga bekas keluarnya  gas saat pendinginan. Ini adalah stuktur khas batuan beku luar trutama dibagian atas aliran lava yang membeku. Tapi pernah juga dijumpai ada batuan beku intrusi dangkal. Walaupun mirip batu apung, tapi batu ini lebih berat karena masih memiliki mineral yg mengkristal walaupun ukurannya sangat kecil.

BASALTIC VESIKULAR GLASS



1. Jenis batuan : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur        : Vesikular
5. Komposisi   : Vulcanic Glass
6. Genesa         : Terbentuk dari Material Vulkanik berupa gelas yang saling mengikat di udara saat letusan dan magmanya mengandung banyak gas. Gelas Vulkanik pun terbentuk  dari pembekuan magma, tapi pembekuannya sangat cepat sehingga mineralnya tidak sempat mengkristal dan akhirnya terbentuk gelas dan saat pendinginannya, ada gas yang keluar sehingga menimbulkan struktur vesikular.  Batu ini sangat ringan, sering disebut batu apung gelap.


BASALTIC  GLASS



1. Jenis batuan   : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna : Hitam Metalic
3. Tekstur         : Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur         : Masif, Non-vesicular,
5. Komposisi    : Vulcanic Glass
6. Genesa         : Terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat saat letusan gunung api. Tidak ada tanda-tanda keluarnya gas,  jadi strukturnya masif. Dan jika pecah, pecahannya konkohidal.

GABBRO


1. Jenis batuan   : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam gelap, kadang agak kehijauan
3. Tekstur         : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur         : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa         : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.

TROCTOLITE



1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna        : Kuning kehijauan
3. Tekstur        : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur       : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 50% Olivine dan 50% plagioklase
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma  yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.



OLIVINE GABBRO



1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna        : Hitam hijau pucat
3. Tekstur        : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 30 % Olivine 
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.


LATITE



1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Amphibole, 30 % Olivine 
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat  lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.

HORNBLENDITE


1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna        : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 75 % Hornblande,  10% Pyroxene, 5% Biotite, 5% Olivine, 5% Plagioklase
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.


NORITE




1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 50 % Plagioklase, 50 % Ortopyroxene
6. Genesa       : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat  lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.


sumber: http://teguhgeost.blogspot.com/2012/03/batuan-beku-dan-batuan-gunung-api-yang.html
 

info unik Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger