Premier League musim kompetisi 2010/11 telah berakhir dengan Manchester United menjadi yang terbaik. Setan Merah mengangkat trofi untuk ke-19 kali, terbanyak di antara tim-tim lain sepanjang sejarah sepak bola Inggris.
Saat musim telah berakhir, yang paling menarik tentu adalah arus keluar masuk pemain alias bursa transfer. Musim lalu, sejumlah transfer besar mewarnai Premier League, awal musim maupun pada paruh musim (Januari).
Namun tak semua pemain sukses di tim baru mereka. Kondisi ini terjadi hampir di semua tim. Dari yang harus turun kasta, sekedar bertahan, berjuang ke Eropa, hingga berburu titel juara.
Kita simak SEPULUH pemain yang gagal bersinar di tim baru mereka sepanjang musim 2010/11 yang baru saja berakhir.
FERNANDO TORRES, Chelsea
(50 juta pounds atau sekitar Rp 698 miliar dari Liverpool)
Lumayan tajam pada paruh pertama kompetisi meski Liverpool terbenam di papan bawah. Nama besar Torres menjadi daya tarik Chelsea untuk menggaetnya dengan harga selangit ke Stamford Bridge demi gelar Liga Champions.
Kalah pada debutnya bersama Chelsea lawan Liverpool menjadi awal kisah buruk Torres. Alih-alih mengejar titel Eropa, The Blues tersingkir di persaingan liga domestik dan Piala FA. Gol pertama Torres tercipta 900 menit lebih menghadapi tim degradasi, West Ham. Siapa pun yang bermain dengan Torres, entah itu Didier Drogba maupun Nicolas Anelka, atau keduanya, masih berusaha menemukan kecocokan dengan sang El Nino.
BEBE, Manchester United
(7,4 juta pounds atau sekitar Rp 103 miliar dari Vitoria Guimares)
Manchester United memang menemukan "permata" alias transfer terbaik mereka musim lalu pada sosok Javier Hernandez. Namun ketika menggaet seorang pemain Portugal bernama Bebe, hampir seluruh penggemar sepak bola mempertanyakan harga 7,4 juta pounds yang dibayarkan United kepada Vitoria Guimares untuk pemain yang bahkan belum pernah sekali pun dilihat permainannya oleh Ferguson.
Bebe kemudian tak pernah lagi dimainkan sejak laga Piala FA lawan tim non liga Crawley Town di Old Trafford. Pemain berusia 20 tahun itu masih punya kesempatan bangkit musim depan, namun minimnya kontribusi membuat Bebe menjadi salah satu transfer terburuk di Premier League musim ini.
CHRISTIAN POULSEN, Liverpool
(4,5 juta pounds, atau sekitar Rp 62 miliar dari Juventus)
Transfer impian ke Liverpool menjadi mimpi buruk untuk Poulsen yang menjadi simbol kegagalan era singkat Roy Hodgson di Anfield. Gelandang asal Denmark ini gagal beradaptasi dengan sepak bola Inggris dan tersingkir dari tim inti The Reds.
Bahkan ketika Liverpool dilatih Kenny Dalglish, Poulsen tak lagi menjadi pilihan utama sejak kekalahan 0-1 dari Braga awal tahun ini di Liga Europa. Poulsen hampir pasti meninggalkan Anfield musim panas ini, entah itu dengan status pinjaman maupun transfer permanen.
PAUL KONCHESKY, Liverpool
(harga transfer tak disebutkan, dari Fulham)
Bek kiri yang menjadi salah satu kekuatan Fulham menembus final Liga Europa bersama Hodgson. Namun ketika pindah ke Merseyside, Konchesky gagal menunjukkan permainan terbaiknya. Terakhir kali ia berkostum merah saat Liverpool kalah 1-3 dari Blackburn, Januari lalu.
Sejak itu Konchesky dipinjamkan ke tim Divisi Satu Nottingham Forest hingga akhir musim, sementara sang bos, Roy Hodgson, lengser dan digantikan Kenny Dalglish. Ia mungkin tak akan lagi bermain untuk Liverpool sejak kasus kata-kata tak pantas yang diucapkan ibunya pada fans Liverpool di situs jejaring sosial, Facebook.
MAURO BOSELLI, Wigan
(6 juta pounds atau sekitar Rp 83 miliar dari Estudiantes)
Perjudian Roberto Martinez yang gagal total ketika mendatangkan Boselli dari Argentina dengan status rekor transfer termahal sepanjang sejarah klub. Ia gagal beradaptasi di Inggris, hanya mencetak satu gol di Piala Liga (Carling Cup), dan akhirnya dipinjamkan ke Genoa hingga akhir musim, di mana ia hanya mencetak dua gol di Serie A.
STEPHEN IRELAND, Aston Villa
(tukar pemain dari Manchester City, kemudian dipinjamkan ke Newcastle)
Terbuang dari skuad Manchester City menjadi awal musim terburuk dalam karir Ireland. Ia gagal menembus tim inti dan lebih banyak cedera di Villa Park sebelum kemudian pindah ke Newcastle pada musim dingin dengan status pinjaman. Namun lagi-lagi cedera membuat Ireland hanya tampil 49 menit di St James Park hingga musim 2010/11 berakhir.
EDIN DZEKO, Manchester City
(27 juta pounds atau sekitar Rp 377 miliar dari Wolfsburg)
Memiliki Carlos Tevez, Mario Balotelli, David Silva, hingga Emmanuel Adebayor yang kemudian dibuang ke Real Madrid tak membuat Roberto Mancini cukup puas dengan amunisi lini depan yang dimiliki timnya. Dengan kekuatan finansial yang seperti tak terbatas, Edin Dzeko didatangkan dari Bundesliga.
Namun tak mudah bagi bomber asal Bosnia yang sangat subur bersama Wolfsburg itu untuk beradaptasi dengan cepat di Premier League. Dzeko hanya mencetak dua gol di liga jelang akhir kompetisi. Namun masih ada harapan bagi Dzeko untuk bangkit membuktikan reputasinya sebagai salah satu striker papan atas Eropa musim depan di Eastlands.
SEBASTIEN SQUILLACI, Arsenal
(6,5 juta pounds atau sekitar Rp 90 miliar dari Sevilla)
Gabung Arsenal menggantikan Sol Campbell dan William Gallas yang hengkang akhir musim lalu, Squillaci dengan pengalamannya di La Liga dan timnas Prancis diharapkan memberi ketenangan di lini belakang The Gunners. Namun Squillaci sering melakukan blunder ketika diduetkan dengan bek anyar Arsenal lainnya, Laurent Koscielny. Dengan mulai pulihnya Thomas Vermaelen, sulit bagi Squillaci masuk tim inti Arsenal musim depan.
PABLO BARRERA, West Ham
(4 juta pounds atau sekitar Rp 55 miliar dari Pumas)
Bermain cukup menjanjikan bersama Meksiko di Piala Dunia, Barrera kemudian diincar oleh Everton, Manchester United, dan Tottenham sebelum akhirnya memutuskan gabung ke Upton Park. Namun ia kemudian justru gagal menunjukkan permainan terbaiknya untuk The Hammers. Pemain berusia 23 tahun itu tak pernah lagi bermain di liga sejak Januari.
ROBBIE KEANE, West Ham
(pinjaman, dari Tottenham)
Penyerang berpengalaman yang gagal masuk skuad inti Tottenham. Keane digadang-gadang sebagai pemain yang dibutuhkan West Ham dan mampu mengangkat The Hammers dari zona degradasi. Namun gaji tinggi dan riwayat cedera yang dimilikinya membuat pemain berusia 30 tahun itu hanya tampil sembilan kali sejak Januari dan mencetak dua gol. Bisa dipastikan, Keane pun gagal menyelamatkan West Ham dari bencana turun kasta di akhir musim kompetisi.
7 Jun 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)